Rabu, 02 Maret 2011

Pasukan Khusus Inggris Masuk Libya

Menurut sumber harian Telegraph, pasukan khusus Inggris sudah masuk Libya 10 hari lalu.

VIVAnews - Amerika Serikat berencana meminta bantuan pasukan khusus Inggris untuk menemukan dan mengamankan senjata kimia berbahaya di Libya. Negara yang tengah bergolak itu diduga memiliki senjata kimia hingga 10 ton. Senjata kimia itu terdiri dari gas mustard (belerang) dan sarin, yang diduga disimpan di tiga tempat.

Menurut harian The Telegraph, 2 Maret 2011, informasi itu disampaikan sumber militer AS, yang tidak ingin disebutkan namanya. Menurut sumber itu, pasukan khusus Inggris telah masuk secara rahasia ke Libya sejak sekitar 10 hari. Mereka di sana untuk mengamankan warga Inggris, yang menjadi pekerja tambang minyak di negeri itu.

Saat dimintai konfirmasi, militer Inggris hanya mengatakan, mereka belum menerima permintaan spesifik mengenai masalah ini dari militer AS. Namun, sumber dari militer mengatakan strategi dan rencana untuk melakukan pengamanan senjata kimia telah dirancang dan siap dilakukan.

Senjata kimia berupa gas mustard dan sarin pertama kali digunakan oleh tentara Jerman pada September 1917. Ini adalah senjata beracun paling mematikan selama Perang Dunia I. Racun ini berupa gas yang tidak berbau dan berasa, membutuhkan hingga sebelas jam sampai korban tewas. Gas mustard adalah gas yang digunakan di peledak daya ledak tinggi karena kekerasan sifatnya.

Saat ini, militer AS telah mendekat ke Libya bersiap untuk mengevakuasi warga negaranya. Menteri Pertahanan Robert Gates mengungkapkan bahwa militer AS mengerahkan dua kapal perang dan 1.200 tentara Marinir untuk mendekati wilayah Libya.

Tugas mereka adalah membantu misi kemanusiaan dan operasi pengungsian warga dari Libya, yang terancam perang saudara sejak dilanda gelombang demonstrasi anti rezim Muammar Khadafi. kedua kapal perang AS itu telah diperkuat 800 tentara Marinir. Namun, mereka akan mendapat tambahan 400 prajurit, sehingga total personel berjumlah 1.200 orang. Mereka baru masuk Libya bila situasi sudah parah dan perlu ada evakuasi darurat. (umi)
dikutip dar : VIVAnews