Sabtu, 19 Maret 2011

Ratusan Manula Koma dan Tewas di Fukushima

Sebagian besar dari mereka dalam keadaan koma dan lainnya meninggal.
Jum'at, 18 Maret 2011, 18:19 WIB
Denny Armandhanu

Korban tsunami di Kota Yotsukura, Jepang, menuju tempat pengungsian (AP Photo/Mark Baker)

VIVAnews - Petugas penyelamat menemukan ratusan orang tua atau manula di beberapa lokasi di Fukushima, Jepang, paska ledakan nuklir di pembangkit listrik wilayah tersebut. Beberapa di antara mereka telah tewas karena kedinginan dan kelaparan.
Mereka ditemukan di beberapa rumah sakit dan panti jompo yang ditinggalkan pengurusnya untuk mengamankan diri. Di sebuah rumah sakit, delapan kilometer dari instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Dai-ichi, petugas menemukan 128 manula ditinggalkan oleh perawat rumah sakit tersebut.
Seperti dimuat oleh laman Sydney Morning Herald, Jumat, 18 Maret 2011, sebagian besar dari mereka dalam keadaan koma, 14 di antaranya ditemukan tewas.
Sementara itu, di sebuah panti jompo, 11 manula ditemukan meninggal kedinginan karena minyak tanah untuk pemanas habis. Sebanyak 47 manula lainnya di panti jompo ini telah tewas sebelumnya diterjang tsunami.
Hampir seperempat warga Jepang berada di atas usia 65 ke atas. Penyakit-penyakit seperti hypotermia, dehidrasi, dan masalah pernafasan paling sering menimpa para manula di tempat penampungan. Sebagian dari mereka kehilangan obat-obatan akibat tersapu arus.
Tidak hanya manula, anak-anak juga dikabarkan menderita. Organisasi Save the Children yang mengunjungi Ishinomaki, Nobiru, dan Onagawa, melaporkan anak-anak di wilayah ini dalam keadaan yang mengkhawatirkan.
"Pemandangannya sangat menyedihkan, di beberapa tempat di Onagawa, tidak ada lagi yang tersisa," ujar ketua misi Save the Children, Ian Woolverton.
"Di beberapa tempat di Ishinomaki, kami menemukan anak-anak berkumpul di sekeliling lampu minyak tanah," tuturnya.
Kelompok ini bertemu dengan Kazuki Seto, 8, di pusat penampungan tidak jauh dari Sendai. "Kami sangat khawatir dan takut nuklir akan meledak. Itulah mengapa kami tidak main di luar," ujarnya.
Menurut laporan pemerintah Jepang, angka kematian akibat gempa dan tsunami mencapai 10.000 hingga 15.000 orang. Telah dikonfirmasi, 5.175 orang tewas dan 2.285 luka-luka. Sementara itu, 8.913 lainnya masih dilaporkan hilang. (art)
• VIVAnews